Pages

Sabtu, 23 Maret 2013

Kepemimpinan Yang Baik


Oleh : Drey’z
(Ketua Umum Komisariat Unibo)
Salam pergerakan kepada seluruh sahabat-sahabat warga pergerakan khususnya para aktivis gerakan yang ada di bondowoso. Mungkin kita masih ingat dengan tanggai 17-03-2013, yang mana pada saat itu ada dua agenda yang berbeda tapi memiliki satu inti yang sama yakni kepemimpinan.
Kalau kita bicara pemimpin pasti yang ada difikiran kita adalah orang nomor 1. Karena kebanyakan orang beranggapan bahwa sang pemimpin adalah orang yang berkuasa. Padahal kalo menurutku tidak seperti itu. Semua orang punya potensi untuk menjadi pemimpin. Potensi ini kerap kali masih sederhana, atau tanpa pengalaman maupun keyakinan/rasa percaya diri, sehingga menghalangi seseorang untuk tampil menjadi seorang pemimpin. Meskipun demikian, kesempatan untuk menjadi pemimpin uncul setiap hari. Bahkan individu yang enggan sekalipun kadang-kadang ternyata/terpaksa menjadi pemimpin. Semakin siap seseorang untuk menghadapi tantangan, semakin siap pula ia untuk mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan keyakinan/rasa percaya diri m\aupun pengertian terhadap pribadinya sendiri.
Indonesia dengan hampir 200 juta umat Islam, kalau saja bisa memiliki pemimpin yang sangat tangguh akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikut. Kalau pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Para pengikut menduplikasi pemimpinnya. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pimpinan kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula umatnya. Kalau kita lihat kondisi bangsa kita sekarang jangan pesimis, kalau kita tidak bisa memimpin sekarang, mudah-mudahan generasi kita yang akan datang akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas tinggi.
Apakah pemimpin itu lahir begitu saja? Tantu saja tidak. Kalau singa, sudah dilahirkan menjadi raja hutan, tetapi manusia ada yang memiliki bakat menjadi pemimpin, belum tentu dapat memimpin dengan baik kalau tidak disertai dengan ilmu. Karena manusia mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda-beda. Memang manusia diciptakan di muka bumi ini untuk menjadi khalifah (pemimpin), baik bagi diri kita pribadi maupun pemimpin untuk orang lain.Kebanyakan seorang pemimpin sekarang hanya bisa memimpin orang lain tapi tidak bisa memimpin dirinya sendiri. Mengapa demikian...?, Karena kurang memahami tentang dirinya sendiri.
Langkah pertama ke pemimpinan yang sukses adalah mengembangkan kesadaran terhadap diri kita sendiri. Para pemimpin yang tidak memiliki kesadarn terhadap pribadinya itu seperti musikus yang tuli terhadap nada-nada musik. Meski mereka memperoleh ketepatan tekhnik melalui latihan dan praktek, tapi mereka harus memulainya dengan ketidak beruntungan yang nyata.
Pemimpin itu bukan yang mengerjakan segalanya sendiri, kalau ia melakukannya sendiri akan gagal ia memimpin. Kalau kita ingin untung sendiri akan sengsara akhirnya, karena kita sering merasa untung jika kita untung sendiri, padahal keuntungan sebenarnya bagi kita adalah jika kita menjadi jalan keuntungan bagi orang lain. Kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan dari kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik, jangan pikirkan orang lain, pikirkan diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Jangan menyuruh orang lain kalau belum menyuruh diri sendiri, jangan melarang orang lain sebelum melarang diri kita pribadi. Orang yang tidak cocok antara perbuatan dan perkataan akan runtuh wibawanya. Entah itu seorang Guru, ibu, bapak atau Siapapun terutama seorang pemimpin kalau tidak serius menjadi contoh yang baik, maka akan jatuh wibawanya.
Jadi kalau kita berangan-angan ingin jadi pemimpin jangan memikirkan bawahan, pikirkan saja diri kita dulu. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi, dan Mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri kita sendiri adalah OMONG KOSONG. Misalnya ketika sedang rapat kita sombong, berapa banyak potensi yang tidak bisa keluar hanya karena pemimpinannya sombong. Rapat yang dipimpin dengan emosional akan banyak potensi solusi yang tidak dapat keluar karena pemimpinnya emosional. Makanya seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memerbaiki orang lan. Banyak sekali seorang pemimpin yang hanya bisa mengkritik bawahannya mentang-mentang lebih pinter dan lebih tinggi jabatannya. Tetapi malah melanggar apa yang dkritiknya sendiri. Itu namanya pemimpin yang MUNAFIK. Marilah kita bersama-sama menjadi contoh yang baik baik untuk bawahan atau pun atasan kita di mulai dari diri kita pribadi, baru kita mentranformasikan kepada orang lain.
Dan yang ke-dua adalah selalu berpikir menjadi manfaat yang paling besar bagi orang lain. Hal yang pertama adalah bagaimana orang yang kita pimpin jadi ahli ibadah. Sebab kalau yang kita pimpin jauh dari Allah, siapa lagi yang akan menolong. Karena ini penting sekali, sebab pemimpin bukan pemberi uang, pemimpin bukan penolong. Allahlah yang menolong. Kalau yang memimpin durhaka kita yang mengikuti akan ketibaan pulungnya. Maka pemimpin yang baik harus berpikir keras bagaimana pengikutnya mendapat ilmu agama, atau dimotivasi untuk ibadah dan sinergi dengan doa.
Dengan mencontoh kepemimpinan Rasulullah, maka Insyaallah kita akan menjadi seorang pemimpin yang bijak dan sukses. Ketika Rasul menyuruh orang berakhlak mulia, beliaulah yang akhlaknya paling mulia. Apapun yang beliau katakan kepada umatnya, pasti beliau lakukan terlabih dulu. Jika kita ingin menyelamatkan orang lain harus terlebih dahulu menyelamatkan diri. Bagaimana mungkin menyelamatkan orang lain, kalu diri tidak selamat. Selamatkan diri kita agar punya kemampuan menyelamatkan orang lain. Kita tidak akan dapat menolong orang lain kalau kitanya rusak.
Menilai diri sendiri memerlukan kejujuran yang ketat. Ini merupakan pemborosan waktu dan kesempatan untuk menciptakan citra diri yang penuh fantasi. Dan juga proses ini memerlukan pembedaan sehingga penilaian terhdaap keterampilan kepemimpinan sekarang berbeda dengan tujuan prestasi dimasa mendatang.
Kepemimpinan yang sukses sangat tergantung pada perkembangan hubungan yang positif antara pemimpin dan pendukungnya. Pemimpin yang baik selalu mengharagai para bawahannya dan ini ditunjukkan dengan tindakan-tindakannya. Dan juga para pemimpin harus memfokuskan perhatian pada tujuan yang sama, mengarahkan berbagai peristiwa, dan mengorganisir kegiatan.

0 komentar:

Posting Komentar