Oleh : Drey’z
(Ketua Umum Komisariat Unibo)
Salam
pergerakan kepada seluruh sahabat-sahabat warga pergerakan khususnya para
aktivis gerakan yang ada di bondowoso. Mungkin kita masih ingat dengan tanggai
17-03-2013, yang mana pada saat itu ada dua agenda yang berbeda tapi memiliki
satu inti yang sama yakni kepemimpinan.
Kalau
kita bicara pemimpin pasti yang ada difikiran kita adalah orang nomor 1. Karena
kebanyakan orang beranggapan bahwa sang pemimpin adalah orang yang berkuasa.
Padahal kalo menurutku tidak seperti itu. Semua orang punya potensi untuk
menjadi pemimpin. Potensi ini kerap kali masih sederhana, atau tanpa pengalaman
maupun keyakinan/rasa percaya diri, sehingga menghalangi seseorang untuk tampil
menjadi seorang pemimpin. Meskipun demikian, kesempatan untuk menjadi pemimpin
uncul setiap hari. Bahkan individu yang enggan sekalipun kadang-kadang
ternyata/terpaksa menjadi pemimpin. Semakin siap seseorang untuk menghadapi
tantangan, semakin siap pula ia untuk mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan
keyakinan/rasa percaya diri m\aupun pengertian terhadap pribadinya sendiri.
Indonesia
dengan hampir 200 juta umat Islam, kalau saja bisa memiliki pemimpin yang
sangat tangguh akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung
pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikut. Kalau pemimpin sudah tidak
bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti.
Para pengikut menduplikasi pemimpinnya. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pimpinan kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula umatnya. Kalau kita lihat kondisi bangsa kita sekarang jangan pesimis,
kalau kita tidak bisa memimpin sekarang, mudah-mudahan generasi kita yang akan
datang akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas tinggi.
Apakah
pemimpin itu lahir begitu saja? Tantu saja tidak. Kalau singa, sudah dilahirkan
menjadi raja hutan, tetapi manusia ada yang memiliki bakat menjadi pemimpin,
belum tentu dapat memimpin dengan baik kalau tidak disertai dengan ilmu. Karena
manusia mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda-beda. Memang manusia
diciptakan di muka bumi ini untuk menjadi khalifah (pemimpin), baik bagi diri
kita pribadi maupun pemimpin untuk orang lain.Kebanyakan seorang pemimpin
sekarang hanya bisa memimpin orang lain tapi tidak bisa memimpin dirinya
sendiri. Mengapa demikian...?, Karena kurang memahami tentang dirinya sendiri.
Langkah
pertama ke pemimpinan yang sukses adalah mengembangkan kesadaran terhadap diri
kita sendiri. Para pemimpin yang tidak memiliki kesadarn terhadap pribadinya
itu seperti musikus yang tuli terhadap nada-nada musik. Meski mereka memperoleh
ketepatan tekhnik melalui latihan dan praktek, tapi mereka harus memulainya
dengan ketidak beruntungan yang nyata.
Pemimpin
itu bukan yang mengerjakan segalanya sendiri, kalau ia melakukannya sendiri
akan gagal ia memimpin. Kalau kita ingin untung sendiri akan sengsara akhirnya,
karena kita sering merasa untung jika kita untung sendiri, padahal keuntungan
sebenarnya bagi kita adalah jika kita menjadi jalan keuntungan bagi orang lain. Kekuatan
terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan dari kecerdasannya,
tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik,
jangan pikirkan orang lain, pikirkan diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Jangan menyuruh
orang lain kalau belum menyuruh diri sendiri, jangan melarang orang lain
sebelum melarang diri kita pribadi. Orang yang tidak cocok antara perbuatan dan
perkataan akan runtuh wibawanya. Entah itu seorang Guru, ibu, bapak atau Siapapun
terutama seorang pemimpin kalau tidak serius menjadi contoh yang baik, maka
akan jatuh wibawanya.
Jadi
kalau kita berangan-angan ingin jadi pemimpin jangan memikirkan bawahan,
pikirkan saja diri kita dulu. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri
adalah mimpi, dan Mengendalikan orang lain
tanpa mengendalikan diri kita sendiri adalah OMONG KOSONG. Misalnya ketika sedang rapat kita sombong, berapa
banyak potensi yang tidak bisa keluar hanya karena pemimpinannya sombong. Rapat
yang dipimpin dengan emosional akan banyak potensi solusi yang tidak dapat
keluar karena pemimpinnya emosional. Makanya seorang pemimpin sejati selalu
bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memerbaiki orang lan. Banyak
sekali seorang pemimpin yang hanya bisa mengkritik bawahannya mentang-mentang
lebih pinter dan lebih tinggi jabatannya. Tetapi malah melanggar apa yang dkritiknya
sendiri. Itu namanya pemimpin yang MUNAFIK.
Marilah kita bersama-sama menjadi contoh yang baik baik untuk bawahan atau
pun atasan kita di mulai dari diri kita pribadi, baru kita mentranformasikan
kepada orang lain.
Dan
yang ke-dua adalah selalu berpikir menjadi manfaat yang paling besar bagi orang
lain. Hal yang pertama adalah bagaimana orang yang kita pimpin jadi ahli
ibadah. Sebab kalau yang kita pimpin jauh dari Allah, siapa lagi yang akan
menolong. Karena ini penting sekali, sebab pemimpin bukan pemberi uang,
pemimpin bukan penolong. Allahlah yang menolong. Kalau yang memimpin durhaka
kita yang mengikuti akan ketibaan pulungnya. Maka pemimpin yang baik harus
berpikir keras bagaimana pengikutnya mendapat ilmu agama, atau dimotivasi untuk
ibadah dan sinergi dengan doa.
Dengan
mencontoh kepemimpinan Rasulullah, maka Insyaallah kita akan menjadi seorang
pemimpin yang bijak dan sukses. Ketika Rasul menyuruh orang berakhlak mulia,
beliaulah yang akhlaknya paling mulia. Apapun yang beliau katakan kepada
umatnya, pasti beliau lakukan terlabih dulu. Jika kita ingin menyelamatkan
orang lain harus terlebih dahulu menyelamatkan diri. Bagaimana mungkin
menyelamatkan orang lain, kalu diri tidak selamat. Selamatkan diri kita agar
punya kemampuan menyelamatkan orang lain. Kita tidak akan dapat menolong orang
lain kalau kitanya rusak.
Menilai
diri sendiri memerlukan kejujuran yang ketat. Ini merupakan pemborosan waktu
dan kesempatan untuk menciptakan citra diri yang penuh fantasi. Dan juga proses
ini memerlukan pembedaan sehingga penilaian terhdaap keterampilan kepemimpinan
sekarang berbeda dengan tujuan prestasi dimasa mendatang.
Kepemimpinan
yang sukses sangat tergantung pada perkembangan hubungan yang positif antara
pemimpin dan pendukungnya. Pemimpin yang baik selalu mengharagai para
bawahannya dan ini ditunjukkan dengan tindakan-tindakannya. Dan juga para
pemimpin harus memfokuskan perhatian pada tujuan yang sama, mengarahkan
berbagai peristiwa, dan mengorganisir kegiatan.
0 komentar:
Posting Komentar