Pages

Sabtu, 23 Maret 2013

Berjilbab tapi telanjang


           BERJILBAB TAPI TELANJANG

By: Drey'z   

          Mungkin dari sahabat dan sahabati disini banyak bertanya terutama dari kalangan kaum hawa, karena yang memakai jilbab hanyalah kaum hawa. Apa maksud dari kata “ Berjilbab Tapi Telanjang “.                                                                                        Dalam era globalisasi sekarang ini, antara negara satu dengan negara yang lain bagaikan tidak ada jarak , sehingga mengakibatkan berbaurnya kebudayaan dalam negeri dengan kebudayaan luar (asing). Salah satunya, kita lihat saja fenomena negara ini, banyak lelaki maupun wanita yang meniru gaya orang barat, baik dari segi makanan lebih-lebih dalam hal berpakaian. Tapi tak perlu heran jika orang-orang barat tidak peduli terhadap penyimpangan ini, tak ambil pusing dengan munculnya berbagai mode pakaian yang memamerkan aurat kewanitaannya. Karena mereka memang tidak mendapatkan tatanan yang pasti dalam kitab mereka yang sudah diselewengkan. Justru kita  merasa sangat heran jika orang indonesia sendiri terutama orang muslim yang senantiasa membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan masih tidak ada penyelewengan atau perubahan didalamnya, malah melakukan penyimpangan tersebut,  dengan memakai busana yang serba wach,,,,,,,,,. Bahkan pakaian yang begitu minim di anggap lumrah atau hal biasa oleh kalangan kaum hawa sekarang ini. Seolah olah mereka memang sengaja membuat sebuah pemandangan alam dengan “ Dada menantang dan Pinggul terbuka “ dengan busana yang mereka pakai. Ikut ikutan trend model baju atau bentuk sisiran atau alat alat kosmetik dan trend kewanitaan lainnya,akan menghilangkan ciri seorang muslimah yang sebenarnya dan memudarkan jati dirinya.
Sangat benar ketika Rasulullah sudah mengabarkan kepada kita bahwa mayoritas  penghuni neraka akan didominasi oleh para kaum hawa (wanita). Kabar Nabi SAW tersebut kini terbukti benar, karena satu fenomena menyedihkan sedang kita saksikan pada saat ini. Para wanita dengan fitrahnya telah mengotori kesucian mereka dengan melakukan banyak kesalahan yang menyelisihi dan sangat-sangat menyalahi aturan syari’at islam. Bahkan kesalahan tersebut sudah menjadi sebuah kebiasaan yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Kesalahan-kesalahan ini patut dan harus kita renungkan, karena kesalahan tersebut hanya dapat mencemari kesucian seorang wanita, bahkan kelak pada hari kiamat akan menjadi catatan hitam yang akan mengantarkan pemiliknya pada jurang api neraka. Salah satu contohnya, yaitu dalam hal berjilbab. Banyak sekali kaum hawa sekarang ini memakai jilbab, tapi busana yang mereka pakai tidak sesuai dengan jilbab atau mode busana wanita muslimah yang sebenarnya dan malah bukan menutupi auratnya. Memang secara pandangan kasat mata  pakaian tersebut sudah menutupi tubuhnya, Akan tetapi secara tidak langsung meskipun tubuhnya sudah merasa tertutupi  justru busana tersebut telah menampakkan auratnya. Mengapa demikian...?. Kerena busana mereka berlawanan atau bertolak belakang dengan jilbab yang dipakainya. Secara gitu...atasnya pake’ jilbab tapi pakaiannya serba minim  dan celana yang sangat ketat, kata anak muda sekarang YOU CAN SEE, Sehingga lekuk bentuk tubuhnya kelihatan. Tuch bukan karena kainnya yang tidak  cukup tapi memang dengan sengaja dikurangi. Wanita yang seperi itu bisa dibilang “ Berjilbab Tapi Telanjang “.
Andai kaum hawa itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh kaum adam ketika mereka berpakaian seksi meskipun memakai jilbab, saya yakin mereka tak mau lagi tampil seperti itu. Kecuali bagi mereka yang memang sengaja punya niat untuk menarik perhatian banyak  lelaki. Seharusnya seorang wanita yang punya fitrah dihormati dan dihargai mestinya malu, karena jilbab yang mereka pakai tidak sesuai dengan aset busananya. Saya pikir jilbab yang dipakai hanya semata mata sebagai topeng saja atau sekedar FORMALITAS.
Wajar bila manusia senang menghias diri dan lingkungannya dengan yang indah-indah, yaitu benda-benda yang oleh islam disukai dan dibolehkan, tapi dengan batas-batas tertentu. Kaum muslim dibolehkan merias diri dengan baju yang indah, permata, parfum, dan lain-lain, tetapi bagi kaum wanita kesemuanya itu harus dikenakan dihadapan suami, anggota keluarga atau wanita-wanita muslim lainnya, dengan tanpa berlebihan.
          Banyak yang heran mengapa agama turut campur dalam masalah pakaian, karena menurut mereka ini hanyalah selera belaka. Tetapi Sebagaimana kita ketahui, Islam bukanlah suatu sistem yang hanya menyangkut rohani manusia saja dan mengabaikan jasmani manusia. Islam menganggap manusia sebagai kebulatan yang tak dapat dipisah-pisahkan dan memusatkan diri kepada kehidupan manusia seutuhnya. Islam menghendaki agar orang muslim menjadi contoh baik yang mencerminkan ajaran- ajaran islam, hukum Allah bagi manusia, dengan seluruh wujudnya. Ini tentu saja mencakup penampilan dan pakaian, yang intinya sebagaimana kita ketahui, yitu bersikap bersahaja di muka umum.
Jadi hijab bukanlah suatu segi yang terpisah dari kehidupan wanita muslimah, tetapi ia sesuai dengan dan memperkuat sistem sosial islami dan khususnya konsep kewanitaan islam. Dan juga hijab bukanlah busana penutup semata, tetapi yang lebih penting, ia merupakan sesuatu yang dibaliknya wanita muslim menjaga jiwa dan kesadarannya setiap waktu. Dan berfungsi sebagai penutup atau tirai antara dirinya dengan pria yang ditemuinya. Dikatakan dalam Al-quran : “....katakanlah kepada wanita yang beriman: “hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka manampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah lah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya....” (QS. 24 : 31).
“ Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka (ketika mereka keluar rumah atau diantara kaum laki-laki) ”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah utuk dikenal (sebagai muslimah), karena itu mereka tidak diganggu.... “ (QS. 33 : 59).                                                   Wanita solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami, semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya. Etika pergaulan dalam Islam, khususnya antara lelaki dan perempuan garis besarnya adalah sebagai berikut :
1. Saling menjaga pandangan di antara laki-laki dan wanita, tidak boleh melihat aurat , tidak boleh memandang dengan nafsu dan tidak boleh melihat lawan jenis melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur : 30-31)
          2. Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan syari'at, yaitu pakaian yang menutupi aurat (An-Nur : 31)
          3. Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang islami ketika bermu'amalah dengan lelaki, seperti:
          4. Di waktu mengobrol hendaknya ia menjauhi perkataan yang merayu dan menggoda
          5. Di waktu berjalan hendaknya wanita jangan menggoda orang yang melihat
          6. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan tanpa disertai dengan muhrim.
          7. Termasuk di sini suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah setan. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab setan menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Bukhari & Muslim).
Pada prinsipnya wanita solehah adalah wanita yang taat pada Allah, taat pada Rasul. Kecantikannya tidak menjadikan fitnah pada orang lain. Kalau wanita muda dari awal menjaga dirinya, selain dirinya akan terjaga, juga kehormatan dan kemuliaan akan terjaga pula, dan dirinya akan lebih dicintai Allah karena orang yang muda yang taat lebih dicintai Allah dari pada orang tua yang taat. Dan, Insyaallah nanti oleh Allah akan diberi pendamping yang baik.       
                                                                     @: Drey'z

0 komentar:

Posting Komentar