BERJILBAB TAPI TELANJANG
By: Drey'z
Mungkin
dari sahabat dan sahabati disini banyak bertanya terutama dari kalangan kaum
hawa, karena yang memakai jilbab hanyalah kaum hawa. Apa maksud dari kata “ Berjilbab Tapi Telanjang “. Dalam era globalisasi sekarang ini,
antara negara satu dengan negara yang lain bagaikan tidak ada jarak , sehingga
mengakibatkan berbaurnya kebudayaan dalam negeri dengan kebudayaan luar
(asing). Salah satunya, kita lihat saja fenomena negara ini, banyak lelaki
maupun wanita yang meniru gaya orang barat, baik dari segi makanan lebih-lebih
dalam hal berpakaian. Tapi tak perlu heran jika
orang-orang barat tidak peduli terhadap penyimpangan ini, tak ambil pusing
dengan munculnya berbagai mode pakaian yang memamerkan aurat kewanitaannya.
Karena mereka memang tidak mendapatkan tatanan yang pasti dalam kitab mereka
yang sudah diselewengkan. Justru kita merasa sangat heran jika orang indonesia sendiri
terutama orang muslim yang senantiasa membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan masih
tidak ada penyelewengan atau perubahan didalamnya, malah melakukan penyimpangan
tersebut, dengan memakai busana yang
serba wach,,,,,,,,,. Bahkan pakaian yang begitu minim di anggap lumrah atau hal
biasa oleh kalangan kaum hawa sekarang ini. Seolah olah mereka memang sengaja membuat
sebuah pemandangan alam dengan “ Dada
menantang dan Pinggul terbuka “ dengan busana yang mereka pakai. Ikut
ikutan trend model baju atau bentuk sisiran atau alat alat kosmetik dan trend
kewanitaan lainnya,akan menghilangkan ciri seorang muslimah yang sebenarnya dan
memudarkan jati dirinya.
Sangat benar ketika Rasulullah sudah
mengabarkan kepada kita bahwa mayoritas
penghuni neraka akan didominasi oleh para kaum hawa (wanita). Kabar Nabi
SAW tersebut kini terbukti benar, karena satu fenomena menyedihkan sedang kita
saksikan pada saat ini. Para wanita dengan fitrahnya telah mengotori kesucian
mereka dengan melakukan banyak kesalahan yang menyelisihi dan sangat-sangat
menyalahi aturan syari’at islam. Bahkan kesalahan tersebut sudah menjadi sebuah
kebiasaan yang dapat kita lihat dengan mata telanjang. Kesalahan-kesalahan ini
patut dan harus kita renungkan, karena kesalahan tersebut hanya dapat mencemari
kesucian seorang wanita, bahkan kelak pada hari kiamat akan menjadi catatan
hitam yang akan mengantarkan pemiliknya pada jurang api neraka. Salah satu
contohnya, yaitu dalam hal berjilbab. Banyak
sekali kaum hawa sekarang ini memakai jilbab, tapi busana yang mereka pakai
tidak sesuai dengan jilbab atau mode busana wanita muslimah yang sebenarnya dan
malah bukan menutupi auratnya. Memang secara pandangan kasat mata pakaian tersebut sudah menutupi tubuhnya, Akan
tetapi secara tidak langsung meskipun tubuhnya sudah merasa tertutupi justru busana tersebut telah menampakkan
auratnya. Mengapa demikian...?. Kerena busana mereka berlawanan atau bertolak
belakang dengan jilbab yang dipakainya. Secara gitu...atasnya pake’ jilbab tapi
pakaiannya serba minim dan celana yang
sangat ketat, kata anak muda sekarang YOU
CAN SEE, Sehingga lekuk bentuk tubuhnya kelihatan. Tuch bukan karena
kainnya yang tidak cukup tapi memang
dengan sengaja dikurangi. Wanita yang seperi itu bisa dibilang “ Berjilbab Tapi Telanjang “.
Andai kaum hawa itu mengerti apa yang sedang
dipikirkan oleh kaum adam ketika mereka berpakaian seksi meskipun memakai
jilbab, saya yakin mereka tak mau lagi tampil seperti itu. Kecuali bagi mereka
yang memang sengaja punya niat untuk menarik perhatian banyak lelaki. Seharusnya seorang wanita yang punya
fitrah dihormati dan dihargai mestinya malu, karena jilbab yang mereka pakai
tidak sesuai dengan aset busananya. Saya pikir jilbab yang dipakai hanya semata
mata sebagai topeng saja atau sekedar FORMALITAS.
Wajar bila manusia senang menghias diri dan
lingkungannya dengan yang indah-indah, yaitu benda-benda yang oleh islam disukai
dan dibolehkan, tapi dengan batas-batas tertentu. Kaum muslim dibolehkan merias
diri dengan baju yang indah, permata, parfum, dan lain-lain, tetapi bagi kaum
wanita kesemuanya itu harus dikenakan dihadapan suami, anggota keluarga atau
wanita-wanita muslim lainnya, dengan tanpa berlebihan.
Banyak yang heran mengapa
agama turut campur dalam masalah pakaian, karena menurut mereka ini hanyalah
selera belaka. Tetapi Sebagaimana kita ketahui, Islam bukanlah suatu sistem
yang hanya menyangkut rohani manusia saja dan mengabaikan jasmani manusia.
Islam menganggap manusia sebagai kebulatan yang tak dapat dipisah-pisahkan dan
memusatkan diri kepada kehidupan manusia seutuhnya. Islam menghendaki agar
orang muslim menjadi contoh baik yang mencerminkan ajaran- ajaran islam, hukum
Allah bagi manusia, dengan seluruh wujudnya. Ini tentu saja mencakup penampilan
dan pakaian, yang intinya sebagaimana kita ketahui, yitu bersikap bersahaja di
muka umum.
Jadi hijab bukanlah suatu segi yang terpisah
dari kehidupan wanita muslimah, tetapi ia sesuai dengan dan memperkuat sistem
sosial islami dan khususnya konsep kewanitaan islam. Dan juga hijab bukanlah
busana penutup semata, tetapi yang lebih penting, ia merupakan sesuatu yang
dibaliknya wanita muslim menjaga jiwa dan kesadarannya setiap waktu. Dan
berfungsi sebagai penutup atau tirai antara dirinya dengan pria yang
ditemuinya. Dikatakan dalam Al-quran : “....katakanlah kepada wanita yang
beriman: “hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya dan
janganlah mereka manampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah lah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya....” (QS.
24 : 31).
“ Hai nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin: “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh
tubuh mereka (ketika mereka keluar rumah atau diantara kaum laki-laki) ”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah utuk dikenal (sebagai muslimah), karena
itu mereka tidak diganggu.... “ (QS. 33 : 59). Wanita
solehah merupakan penentram batin, menjadi penguat semangat berjuang suami,
semangat ibadah suami. Suami yakin tidak akan dikhianati, kalau ditatap
benar-benar menyejukkan qolbu, kalau berbicara tutur katanya menentramkan
batin, tidak ada keraguan terhadap sikapnya. Etika
pergaulan dalam Islam, khususnya antara lelaki dan perempuan garis besarnya
adalah sebagai berikut :
1. Saling menjaga pandangan di antara
laki-laki dan wanita, tidak boleh melihat aurat , tidak boleh memandang dengan
nafsu dan tidak boleh melihat lawan jenis melebihi apa yang dibutuhkan. (An-Nur
: 30-31)
2. Sang wanita wajib memakai pakaian yang sesuai dengan
syari'at, yaitu pakaian yang menutupi aurat (An-Nur : 31)
3. Hendaknya bagi wanita untuk selalu menggunakan adab yang
islami ketika bermu'amalah dengan lelaki, seperti:
4. Di waktu mengobrol hendaknya ia menjauhi perkataan yang
merayu dan menggoda
5. Di waktu berjalan hendaknya wanita jangan menggoda orang
yang melihat
6. Tidak diperbolehkan adanya pertemuan lelaki dan perempuan
tanpa disertai dengan muhrim.
7. Termasuk di sini suka mojok atau berduaan ditempat yang
sepi, karena yang ketiga adalah setan. Seperti sabda nabi: "Janganlah
seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab setan
menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali
disertai dengan mahramnya." (HR. Bukhari & Muslim).
Pada prinsipnya wanita solehah adalah wanita
yang taat pada Allah, taat pada Rasul. Kecantikannya tidak menjadikan fitnah
pada orang lain. Kalau wanita muda dari awal menjaga dirinya, selain dirinya akan
terjaga, juga kehormatan dan kemuliaan akan terjaga pula, dan dirinya akan
lebih dicintai Allah karena orang yang muda yang taat lebih dicintai Allah dari
pada orang tua yang taat. Dan, Insyaallah nanti oleh Allah akan diberi
pendamping yang baik.
@: Drey'z
0 komentar:
Posting Komentar